KETIKA Ramadan datang, musik-musik bernuansa religi Islami bertebaran di belantika musik Tanah Air dalam beragam versi dan kemasan genre. Yang sering terdengar belakangan, lagu religi tak lagi identik dengan musik padang pasir.
Lewat komposisi bertajuk Cinta Ibunda, Seven Dream (SD) pun mencoba menawarkan tembang bernuansa religi dalam versi yang beda. Lagu yang dimaksudkan untuk menegaskan ajaran Nabi Muhammad SAW tentang pemahaman bahwa surga ada di telapak kaki ibu, Cinta Ibunda disuguhkan dalam kemasan musik pop alternatif dengan balutan irama rock.
“Seven Dream mencoba melakukan inovasi dan terobosan baru dalam sajian musik religi. Lagu yang kami bawakan memadukan lirik-lirik spiritual yang inspiratif menyentuh sanubari dan keimanan dalam kemasan musik pop alternatif yang sedikit nge-rock,” papar Aruna, pentolan SD band.
Didukung formasi solid enam bersaudara sepupu, Aruna (drum), Vega (keyboard), Amal (gitar), Udho (vokal), Vebian (bas), dan Hedex (gitar), musikalitas SD memang tergolong unik. Kendati hidup dan besar dalam kultur masyarakat pesantren di Jember dan semua personelnya sudah menuikan ibadah haji, tapi mereka justru mengusung kemasan musik modern.
“Bagi kami musik hanya kendaraan yang mengantar pada pemahaman esensi dan pesan lirik lagu. Kenyataannya sisi spiritual seseorang tak selalu ditentukan oleh bungkus atau pakaiannya,” timpal Udho yang memiliki gaya ngerock mirip penyanyi Opick ketika belum bersorban itu.
Dengan format modern tersebut, SD berharap pesan yang mereka sampaikan bisa cepat diterima penikmat musik di kelompok usia muda. Seiring pergeseran penjualan lagu/single rekaman dari cara konvensional berformat fisik CD ke bentuk virtual dengan mengunduh via internet dan RBT, SD pun memasarkan tiga lagu religi secara modern.
“Lagu Adzan, Suara Kerinduan dan Salam Sang Waktu kami pasarkan lewat jalur digital dan airplay,” tambah Hendy Siswanto, eksekutif produser tembang religi Seven Dream. pra
Popularity: 1% [?]

