Korban Gempa Tewas


Gempa Tasikmalaya Terasa Hingga Semarang-Bengkulu, Gempa berkekuatan 7,3 skala richter (SR) berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Rabu (2/9) pukul 14.55 WIB dan sejumlah gempa susulan hingga pukul 16.30 WIB, telah menewaskan puluhan orang dan menimbulkan kerusakan bangunan di seluruh kawasan Bandung Raya. Bahkan goyangan gempa merata di Provinsi Jabar, serta terasa hingga ke Semarang dan Bengkulu.

Jumlah korban jiwa di beberapa kabupaten di Jabar terus bertambah, angka sementara antara 50 hingga 60 orang tewas dan hilang termasuk tertimbun longsor. Laporan mengenai jumlah korban tewas masih simpang siur, namun angkanya mencapai puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Berdasarkan laporan dari Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut, dan Priangan Timur, jumlah korban tewas terdata hingga pukul 19.45 WIB sebanyak 25 orang. Jumlah korban jiwa di wilayah Cianjur terbanyak dibandingkan daerah lainnya.

Rabu petang, dikabarkan sekitar 60 warga Kampung Gunung Hanafi, RT 01/04, Cikangkareng, Cibinong, Cianjur, Jabar, masih tertimbun longsor. Berdasarkan keterangan Kepala Desa Cikangkareng, Sulaiman, 60 warga yang terkubur longsor terdiri 12 keluarga. Mereka tertimbun karena tinggal di bawah tebing yang roboh akibat gempa.

“Evakuasi korban terbilang sulit, karena mereka tertimbun hingga kedalaman 100 meter,” ujar Sulaiman saat dikonfirmasi.

Saat ini, kata dia, seratusan warga dibantu aparat Polri dan TNI masih mencari korban. Para korban yang berhasil ditemukan langsung dibawa ke posko darurat di Kantor Desa Cikangkareng. “Kondisi jenazah sangat mengenaskan,” pungkas Sulaiman.

Jumlah yang berbeda dilansir Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) yang menyebutkan setidaknya 25 orang ditemukan tewas. Korban terakhir ditemukan tewas di wilayah Cianjur. “Sehingga jumlah korban meninggal di Cianjur menjadi 12 orang,” kata Humas BPBN Priyadi Kardono sekitar pukul 20.30 WIB.

Sedangkan Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (PPK Depkes) melaporkan, sampai pukul 19.30 WIB 15 orang tewas, ratusan luka-luka di Jawa Barat dan DKI Jakarta. “Wafat 15 orang, di Cibinong dan Cianjur 5 orang, Banjar 6 orang, dan Garut 4 orang,” ujar Kepala PPK Depkes Rustam S Pakaya.

Sementara menurut data Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Provinsi Jabar, jumlah korban tewas sebanyak 23 orang yakni Kabupaten/Kota Tasikmalaya 8 orang, Cianjur 10, Kabupaten Bandung Barat satu orang, Kabupaten Sukabumi satu orang, dan Garut tiga orang.

Sebagian besar korban tewas akibat tertimpa bangunan rumah dan tanah longsoran tebing yang dipicu gempa bumi, seperti terjadi di Desa Pamoyanan dan Cikangkareng, Cianjur. Sekitar 60-an warga lainnya di Cianjur masih dinyatakan hilang diduga terkubur longsoran di kedua desa itu.
Proses evakuasi korban longsor di Cianjur terus dilakukan hingga tadi malam, namun karena timbunan longsoran cukup tebal, maka dibutuhkan alat berat seperti bekho, sehinga pencarian sementara dihentikan.

Ratusan warga lainnya menderita luka-luka berat, sedang dan ringan akibat tertimbun reruntuhan rumah. Mereka dirawat di berbagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan rumah sakit swasta di daerah masing-masing, bahkan termasuk dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Jakarta.

Rumah Sakit AL-Ihsan, Bale Indah saja, menjadi tempat rujukan sedikitnya 200 korban luka dari kawasan Ciwidey dan Pangalengan Kabuoaten Bandung. “Hingga 19.00 WIB data kami menunjukkan jumlah korban yang dirujuk ke AL Ihsan mencapai 200 orang, dan dua orang korban tewas,” kata Edi Harapa, petugas bagian keamanan RS AL-Ihsan.

Dijelaskan, kondisi korban rata-rata menderita patah tulang, memar di bagian tubuh hingga luka di bagian kepala akibat terkena benda keras. Karena banyaknya pasien, RS AL-Ihsan terpaksa mendirikan tenda darurat di halaman rumah sakit dan lorong-lorong lantai dasar.

Jabar Merata
Peristiwa gempa bumi yang berpusat di Laut Selatan atau 140 kilometer Barat Daya Tasikmalaya itu goncangannya merata dan luas, baik di Jogjakarta, Cilacap, Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.
Jabar bahkan merata diguncang gempa. Beberapa kawasan di Jabar digoyang gempa bumi cukup kuat sekitar pukul 15.00 WIB sehingga membuat panik warga. Gempa tersebut terasa merata di seluruh kawasan Kota Bandung, Bandung Selatan, Padalarang serta kawasan lainnya.

Goyangan gempa bumi yang berlangsung rata-rata sekitar 20 hingga 40 detik itu membuat warga berhamburan keluar rumah, demikian halnya para karyawan yang sedang bekerja di kantor, maupun para siswa yang sedang belajar di dalam kelas keluar berhamburan. Demikian juga para karyawan pemerintahan, pengujung pusat perbelanjaan, perkantoran juga dikosongkan oleh para karyawannya.
“Sepeda motor yang distandar sampai berguncang, barang-barang berjatuhan. Guncangannya sangat kuat,” kata Ny Ina warga Cikutra Kabupaten Bandung.

Kepanikan terjadi luar biasa. Bahkan belasan karyawan pabrik kue di Cikutra dilaporkan pingsan akibat berdesak-desakan untuk keluar dari ruangan tempatnya bekerja.
Bupati Bandung H Obar Sobarna mengatakan, wilayah Bandung Selatan seperti Ciwidey dan Pangalengan tergolong wilayah terparah menerima dampak gempa.

“Dari data sementara petugas SAR kami di lapangan, hampir seluruh rumah di wilayah Bandung Selatan seperti Ciwidey dan Pangalengan rusak parah,” kata Obar Sobarna.
Kerusakan bervariasi terjadi di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.

Di Kabupaten Bandung, gempa menghancurkan ratusan rumah penduduk dan sejumlah kantor di Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Kantor Bupati, wakil bupati dan sejumlah kantor lainnya rusak.

Di Kota dan Kabupaten Sukabumi, sedikitnya 1.082 rumah rusak berat dan ringan “Hingga kini sebanyak 684 rumah rusak ringan dan 398 rumah rusak berat,” kata Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satkorlak PBA) Sukabumi Letkol (Inf) Muhammad Yusuf kepada wartawan, Rabu malam.
“Yang paling parah terjadi di wilayah Sukabumi bagian selatan,” katanya.

Tsunami
Di Garut, gempa sempat mengakibatkan gelombang laut tsunami setinggi satu meter di pantai selatan di Pameungpeuk. “Sempat diperingatkan bahwa gempa Tasikmalaya ini berpotensi tsunami. Sempat terjadi satu meter di Pameungpeuk, tapi sekarang peringatan itu sudah dibatalkan,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sri Woro Harijono di Jakarta, Rabu.
Sri Woro juga menyebutkan, sejauh ini pihaknya belum mendengar adanya korban akibat tsunami tersebut.

Alat deteksi dini tsunami (TEWS) yang dipasang di Pantai Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, sempat berbunyi sekitar 10 detik sebelum kemudian mati.

Ia juga mengakui, bahwa gempa yang berpusat di 142 barat daya Kota Tasikmalaya dengan kedalaman sekitar 30 Km dan di 8,24 LS, 107,32 BT, itu cukup besar karena dilaporkan bisa dirasakan juga di Denpasar, Bali.

Gempa bahkan terasa hingga wilayah Semarang dan sekitarnya, serta Kebumen. “Untuk wilayah Semarang, guncangan mencapai empat Modified Mercalli Intensity,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Semarang, Evi Luthfiati.

Bahkan di Bengkulu, guncangan gempa juga terasa cukup kuat, membuat warga berhamburan ke luar rumah dan kantor. Haryadi, pegawai kantor DPRD Bengkulu mengatakan, getaran yang terjadi sekitar pukul 14.40 WIB itu membuat cemas, karena masih trauma oleh dua kali gempa besar sebelumnya di daerah itu.

“Kami berusaha ke luar ruangan kerja mencari tempat aman, karena berdasarkan pengalaman setiap gempa besar selalu ada susulan yang menakutkan,” katanya.
Sebelumnya gempa mengguncang wilayah Provinsi Sumatra Barat sekitar pukul 06.47 WIB berkekuatan 5,3 SR, namun belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa lainnya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Dr Surono menyebutkan, gempa bumi Tasikmalaya itu akibat subduksi atau tumbukan antara lempengan Austro Asia dengan Euronesia dengan kedalaman sekitar 30 kilometer di dalam lautan.

“Gempa itu dari tumbukan lempeng di Laut Selatan, namun tidak berpengaruh terhadap lempeng yang ada di Jawa. Gempa susulan terekam puluhan kali, namun tidak terlalu kuat di bawah lima Skala Riechter (SR),” kata Surono.

Meski ada subduksi, namun gempa yang kuat tersebut tidak akan mempengaruhi aktivitas gunung api yang ada di Jawa Barat seperti Galunggung, Guntur, Papandayan, Tangkubanperahu serta gunung-gunung api lainnya di provinsi itu.

“Karakter gunung api di Jabar berbeda dengan gunung api di Sumatera, meski digoyang gempa tak akan terpengaruh. Meski demikian kita lakukan pemantauan intensif,” katanya.

Karena kedalamannya cukup dalam yakni sekitar 30 kilometer, kata Surono, gempa itu tidak menimbulkan tsunami. BMKG sendiri sempat mengeluarkan ‘warning’ potensi tsunami, namun setelah sekitar satu jam ditarik lagi. “Artinya gempa itu hanya tumbukan lempeng, dan tidak mengakibatkan adanya runtuhan lapisan di dasar laut sehingga tak ada tsunami,” kata Surono. tj/ant/dt




Popular Search Terms:

Related posts:

Leave a Reply

Spam protection by WP Captcha-Free

Copyright © 2009 Irwan H. Nuswanto. Allright Reserved.