Awal tahun 2004 lalu, ketika terjadi even Pameran Kedirgantaraan Asia (Asian Aerospace 2004) Negara Singapura dipadati dengan persaingan promosi pesawat tempur modern.
Bis-bis kota ditempeli dengan iklan antara lain Typhoon dari Eurofighter maupun Rafale, bahkan pada Koran-koran pagi diselipi dengan CD-Rom pesawat tempur modern Rafale.
Pemerintah Singapura memang sedang melakukan peremajaan Angkatan Udara Singapura dan berencana untuk memodernisir kekuatan Royal Singapore Air Force (RSAF)-nya. Kesempatan pameran kedirgantaraan itu dimanfaatkan sebesar- besarnya oleh para produsen pesawat tempur untuk menunjukkan keunggulan produknya.
Program pembelian pesawat tempur baru untuk menggantikan pesawat tempur jenis A-4SU Skyhawk disebut sebagai NFRP (Next Fighter Replacement Programme).

Beberapa kandidat yang dipertimbangkan secara serius oleh pihak AU Singapura (RSAF) antara lain; F-15T dari Boeing, Amerika Serikat, Rafale dari Dassault-Perancis, dan Typhoon dari konsorsium empat negara Eropa – Eurofighter.
Sebelumnya telah tereliminasi tiga jenis pesawat, yaitu; Sukhoi Su30MK dari Rusia, F/A-18E/F Super Hornet, dan F-16 Block 60. (Oktober 2003)
Setidaknya RSAF membutuhkan 20 unit pesawat tempur baru pengganti A-4SU Skyhawk. Peremajaan skadron tempur udara RSAF akan menjadi perhatian penting bagi para produsen pesawat tempur.
Mereka juga memfokuskan kemungkinan program peremajaan selanjutnya yang kemungkinnan RSAF juga akan mengganti kekuatan pesawat tempur F-5 Tiger-nya dengan yang lebih modern.