Mungkin Anda tak menyangka PDA yang selama ini kita kenal banyak membantu memudahkan kehidupan sehari-hari juga digunakan dalam peperangan modern dewasa ini. Contohnya dalam invasinya ke Irak, US Army setidaknya mengirimkan tiga ratusan lebih Commander’s Digital Assistant (CDA) untuk para komandan peleton (danton) pasukannya.
Seperti PDA lain pada umumnya, CDA merupakan versi militer dari PDA, dimana PDA tersebut memiliki kelebihan pada bentuk luar (case) yang lebih tahan banting dan cuaca, daya tahan batere yang lama, dan tentu saja aplikasi berbasis kemiliteran, seperti mapping, peta digital, koordinat, dll.
Telpon satelit, GPS, processor kecepatan tinggi dan flash memory berkapasitas gigabyte dan “Blue Force Tracker” technology menjadi andalan dari CDA ini.
Dengan integrasi ketiga komponen tersebut, setiap komandan atau komandan peleton dapat setiap saat mengetahui posisinya, pasukan, tank atau pesawat pendukung didekatnya sekalipun. Selain itu, setiap perintah pimpinanpun juga didistribusikan via CDA tersebut, selain melalui perintah radio.
Selain kemampuan canggih seperti diatas, CDA juga tetap memiliki kemampuan standardnya. Seperti personal assistant, notes, calendar, juga mp3 player sekalipun. Jadi, selain dapat digunakan untuk memperlancar alur komunikasi, sang komandan dapat tetap mendengarkan lagu mp3 favoritnya via CDA ini.
Bersiaplah meninggalkan senjata Anda, dan belajarlah ilmu komputer (tehnologi). Bukan tidak mungkin suatu saat nanti perangpun akan dilakukan melalui komputer. Kalau sudah begini, siapa yang menjadi pemenang sebuah peperangan, tidak lain dan tidak bukan hanyalah seorang gamers. <g>