Sarana pendukung daya gerak pasukan tempur menjadi penting ketika penyebaran pasukan harus dilaksanakan. Demikian juga yang terjadi pada pasukan AS yang bertugas di Iraq.
Setelah jatuhnya Saddam Hussein, pasukan AS menyatakan bahwa mereka mmerlukan tambahan Jeep Hummer sekitar 20.000 unit dan juga tambahan kendaraan lapis baja baik M-1 Abrams maupun M-2 Bradley. Keluhan prajurit dari medan operasi disampaikan kepada Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfelf ketika ia mengunjungi Camp Buehring di Kuwait beberapa waktu lalu.
Memang beberapa unit tambahan Hummer telah dikirim, akan tetapi jumlahnya masih belum memenuhi ideal, belum lagi dengan serangan-serangan gerilyawan yang juga telah banyak menghancurkan kendaraan jenis tersebut. Untuk kendaraan lapis baja, diperlukan kendaraan yang solid dan mampu memberikan perlindungan bagi pasukan yang berada didalam kendaraan tersebut.
Beberapa prajurit menyatakan bahwa Ranlapba yang mereka pergunakan sebagai ?scrap metal’ yang kurang menjamin perlindungan bagi mereka. Baru-baru ini diumumkan bahwa pada Januari 2005, pihak US Army akan menerima M-2 Bradley yang telah disempurnakan sistem proteksinya. Ranlapba ini akan diberikan lapisan ERA model baru yang dikembangkan oleh Ballistic Research Laboratory.
Sejauh ini tercatat bahwa General Dynamics Armament and Technical Products (GDATP) menerima dua kontrak untuk melengkapi 140 unit M-2 Bradley dengan lapisan ERA yang baru (setiap kendaraan memerlukan 105 lembaran ERA). Dalam pengerjaannya dilakukan kerjasama dengan Rafael Ordnance Systems dari Israel. Sementara untuk M-1 Abrams masih diteliti sistem apa yang cocok guna menghadapi tembakan-tembakan RPG yang dilakukan oleh para gerilyawan Iraq. Sumber : IDR Desember 2004, Reuters, Army Technology.