Prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas sebagai penjaga perdamaian di Lebanon Selatan khususnya yang beragama Islam tetap menjalankan tugas sebagaimana biasanya, dalam kondisi melaksanakan ibadah puasa.
Meskipun menahan lapar dan dahaga di bawah terik matahari di musim panas Lebanon Selatan, Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/Unifil atau Indonesian Battalion (Indobatt), tetap setia mengamankan perbatasan Lebanon – Israel yang menjadi salah satu tanggungjawabnya dalam menjaga perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.
Pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan di Lebanon sendiri tidak berbeda dengan di Indonesia, hanya di musim panas ini kondisi terang (siang hari) lebih panjang dari gelap (malam hari), sehingga pelaksanaan puasanya juga agak sedikit lebih lama.
Tugas yang telah diemban selama sembilan bulan ini membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi, karena sebagai peacekeeper prajurit-prajurit TNI dituntut untuk mampu bertindak sesuai dengan aturan main yang ditetapkan oleh PBB seperti Standard Operating Procedure (SOP) dan Role of Engagement (ROE).
Sebagai penjaga perdamaian, prajurit TNI tidak boleh langsung tembak atau menggunakan cara-cara kekerasan yang lain untuk mengatasi gangguan atau insiden yang terjadi. Mengeluarkan tembakan hanya dalam keadaan sangat-sangat terpaksa atau jalan paling akhir yang harus ditempuh, itupun dengan resiko yang sudah dipertimbangkan.
Oleh karenanya, di bulan Ramadhan ini bagi prajurit TNI yang sedang melaksanakan ibadah puasa di daerah operasi UNIFIL dapat lebih mengoptimalkan puasanya guna mendukung pelaksanaan tugas, khususnya dalam menghadapi provokasi yang kerap dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan tetap sabar dan tidak terpancing emosi.
Perbatasan Lebanon – Israel yang menjadi daerah tanggungjawab operasi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C, sering menjadi ajang tempat berkumpul warga yang datang dari luar kota maupun untuk melakukan unjuk rasa atau demonstrasi, salah satunya adalah Observation Post Indobatt yang berada di TP 37.
Kegiatan yang dilakukan warga Lebanon ini sering dijadikan protes oleh Israel, karena mereka dianggap telah menyeberang blue line (batas operasi UNIFIL) meskipun belum melewati Technical Fence (pagar kawat beraliran listrik) yang dibangun oleh Israel, kondisi ini memang sangat sensitif dan memang inilah yang harus diamankan oleh prajurit-prajurit Indobatt. (Pa Pen Satgas Konga XXIII-C/UNIFIL/Dispenad)
[phpzon keywords=”unifil” num=”5″ country=”US” searchindex=”Books” trackingid=”irwannet-20″ sort=”relevancerank” templatename=”default” paging=”true”]
hidup mulia atau mati syahid