AirsoftLand, Wadah Penggemar Airsoft

(Liputan Koran Tempo – 29 Sep 2002)

Berminat pada senjata replika mainan dan ingin bermain di medan laga? Jangan bingung, bergabung saja dengan klub Code 4 Team, Airsoftland yang berdiri sejak 27 Juli 2000.

Untuk mengetahui apa saja kegiatan klub ini, kita bisa mengunjungi situsnya yang telah terbuka untuk publik sejak Mei 2000. Selain di Jakarta, klub ini ada di Yogyakarta dan Bandung.

Adalah Irwan H. Nuswanto yang menggemari senjata replika mainan yang memulai mengajak peminat airsoft untuk bergabung lewat internet. Ia memiliki koleksi senjata replika cukup banyak, tapi tidak mempunyai teman untuk diajak bermain.

AirsoftLand (2003)

Selama ini penggemar airsoft sebenarnya cukup banyak, tapi senjata replika mereka semula lebih sering disimpan. Melalui Code 4 Team dan Airsoftland, senjata-senjata replika itu mulai sering diaktifkan untuk bermain.

Menurut Irwan, dalam permainan ini yang dicari adalah kesenenangan. Akhir Oktober ini anggota klub berencana berkumpul dengan mengenakan kostum militer.

Arena bermain kelompok ini sering berpindah-pindah. Di antaranya Cibubur, Gunung Putri, atau Patriot Alam Sutra. Mereka juga pernah mencoba bermain di Karang Pilang, tempat latihan marinir di Surabaya, serta Lembang, Bandung, tempat latihan Kopassus. “Rencananya mau ke Sukabumi. Kita cari yang lebih mirip dengan kondisi aslinya,” cetusnya.

Anggota klub cukup beragam, rata-rata mereka yang sudah bekerja. “Mungkin karena harga senjata replika ini relatif mahal,” katanya. Di samping itu, airsoft juga tak sembarangan boleh memasuki Indonesia.

Layaknya senjata sungguhan, untuk memiliki senjata replika ini pun dibutuhkan surat kepemilikan yang dikeluarkan oleh Markas Besar Kepolisian RI. Menurut aturan, senjata ini tidak boleh dibawa kemana-mana kecuali tempat pribadi, lapangan tembak, dan tempat permainan.

Jenis senjata replika mainan ini sempat dilarang pada 1998 sewaktu terjadi kerusuhan. “Tapi sebenarnya intinya bukan karena kerusuhan, tapi karena waktu itu ada beberapa kasus di Bandung. Kalau masalahnya dikhawatirkan melukai orang lain, garpu pun bila tidak digunakan sebagaimana mestinya bisa melukai,” ujarnya.  (nunuy)

Reff: Koran Tempo, 29 September 2002

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.